PUISI TENTANG SOSIAL

PUISI TENTANG SOSIAL
TANGISAN HATI KECILKU
Hidupku tak seenak orang kaya
Apa saja dapat di minta
Tercapai mudah tanpa sebuah rekayasa
Tidur nyenyak……makan enak…….
Sekolahpun tak ada masalah

Aku heran ……………..
Melihat diriku yang kecil kurus ini
Tidur dengan nyamuk
Makanpun apa adanya
Miris sekali nasibku

Aku ingin seperti mereka
Berseragam………….
Bersepatu……………..
Menggoreskan tinta……..
Dan juga mencium tangan kedua orang tuaku
Kapan aku bisa bersekolah
Apa hanya mereka yang dapat menikmati sekolah
Sedangkan aku hanya meratapi nasib
Katanya sekolah gratis
Tapi……aku masih sulit sekolah


PENGEMIS
Kata mereka aku debu
yang jatuh di kaki lalu dikebaskan

Kata mereka aku asap
yang luruh ke paruparu lalu dibatukkan

Dan katamu aku daun tumbuh tak mengerti, layu tak memahami
Orangtua tak mengerti kita

Kita berlari

Terjatuh dan mengaduh dan mereka bilang ini hidup

Kita berlompat
Bercanda dan tertawa dan mereka bilang kita tak patuh
Mari kita jadi anak saja

Aku keluar dari kepungan debu
dan kamu keluar dari kurungan kaca
 ...
Rogohlah lebih dalam, tuan
ke dalam kantongmu
Mungkin ada serpihan logam dan cuilan kertas

Atau ada aku


SEPEDA DAN KERANJANG
Dua keranjang bambu
Tergantung di boncengan sepeda tua itu
Penuh dengan panen tadi pagi
Siap jadi syarat asap dapur tetap mengepul

Sepeda itu berjalan berleok-leok
Seakan tak kuat bawa dua keranjang
Tapi tak pernah memrotes
Terus mengantar panen tadi pagi ke pasar
Agar asap dapur empunya tetap mengepul

Dua keranjang itu penuh dengan panen tadi pagi
Kangkung, bayam, tela, hasil bumi
Sekarang jadi rebutan ibu rumah tangga
Bayam, kangkung Rp.500
Hanya itu harga yang dimau… tak lebih

Dua Keranjang bambu kini kosong
Susuri jalan bawa harapan dapur empunya
Namun, di pasar tak memihak..
Tak peduli dengan anak, istri.
Hasil bumi selama ini tak cukup
Bahkan hanya untuk mengisi sepertiga perut


MISKIN ABADI
Kata orang miskin itu tidak punya tempat tinggal
Miskin itu tidak bisa makan setiap hari
Miskin itu tidak berpakaian seperti kebiasaan orang
Miskin itu meminta-minta pada pertolongan orang
Miskin yang sesungguhnya adalah
Kaya tetapi selalu merasa kurang
Memiliki berkat tetapi tidak pernah bersyukur
Melimpah tetapi tidak pernah peduli sesama



AKTIVITASKU
Bayam, kangkug seikat Rp.500 ,
Wortel sekilo Rp.3450,
Bawang sekilo Rp. 7500,
Telur sekilo Rp. 11.000

Hanya itu sebagain kecil yang ada dalam anganku,
Hanya itu yang setiap hari aku pikirkan
Hanya itu yang aku tahu

Internet, laptop, pemanasan global
Hanya dua kata…apa itu?

Yang kupikirkan…
Bagaimana daganganku laku
Berapa untung yang  aku peroleh
Bagaimana keluargaku dapat makan
Bagaimana supaya anak-anakku
Dapat bersekolah
Hanya itu….


INGIN SEKOLAH
Di pagi yang cerah 
Di pagi hari saat anak anak pergi ke sekolah
Waktu saat aku aku melakukan aktivitas
Tapi bagiku saat kau berkerja 
Berkerja untuk mencari uang 
Tapi itu hanya cukup
Untuk sesuap nasi 
Sekolah hanya untuk orang berduit
Sekolah hanya untuk orang konglomerat
Sekolah elit hanya untuk para pejabat
Tapi sekarang aku bisa sekolah 
Waluapun aku adalah orang miskin


NEGERI yang BODOH
Di negeriku yang bodoh 
Berjuta anak bangsa
Mengeja nasibnya sendiri
Terkantung dalam huruf-huruf
Mati, mencari-cari hakikat diri

Ah… bukankah kita berada di negeri yang terpandang
Meski pendidikan kita malang
Di negeri yang bodoh mereka 
Bermimpi menjadi Enstein atau Leonardo Davinci
Ilmuwan yang karyanya tak mati
Tapi mereka terbangun menjadi 
Budak di negerinya sendiri
Ah… anak-anak bangsa

Oh… di negeri yang kosong 
Pendidikan pun berbau gosong
Selalu membaca lafal-lafal 
yang bolong-bolong
Ah… negeriku bodoh



MEREKA BILANG AKU MISKIN
Mereka bilang aku miskin…
Dihina karena pakaianku yang buluk,
Dan rumahku yang mereka sebut gubuk
Aku bertanya, siapakah mereka? Inikah peduli?

Mereka bilang aku miskin...
Mereka mencemooh, mencibir,
Bahkan memfitnah di belakangku
Aku bertanya, siapakah mereka? Inikah belas kasihan?

Mereka bilang aku miskin...
Dengan tatapan jijik aku ditampar
Dengan senyuman pahit aku ditusuk
Aku bertanya, siapakah mereka? Inikah kasih?

Mereka bilang aku miskin...
Gersang karena matahari, kotor berlumuran debu
Akukah itu?
Ataukah itu hati mereka?

Sekarang aku ragu..
Benarkah aku yang miskin...
ATAUKAH MEREKA??!!

0 komentar:

Posting Komentar

 

Puisi dan Bisnis Pemula Copyright © 2011-2012 | Powered by Blogger