(KEAGUNGANMU)
Pagi ini….
Kau bangunkan aku dengan lantunan lafadmu
Kau bangunkan aku dari mati
Kau kembalikan lagi ruh pada jasd ini
Kau teteskan ilmumu
Agar kami jadi khalifah yang baik
Kau buka mata pikiran ini
Sehingga kami dapat membedakan hal yang benar
Kau bebaskan kami dari kebodohan
Lewat dua tangan yang menengadah kuucapkan syukur atas
rizkimu, kasih sayangmu
Pada makhluk hina ini
Saat ini aku sadar hidupku, matiku hanya tuk menyembah
padamu
SUJUDKU DI SUBUH ITU
Di ujung subuh-subuh
Gemericik air menggema
Sekeras lantunan takbir-Mu
Yang berkumandang bahkan berjerit
Lewat suara-suara yang telah
Terbangun subuh itu
deret langkah ke rumah-Mu
yang tak lagi ramai
mencoba menggertak mimpi-mimpi
untuk berkesudahan.
Namun kenyataan
Satu dua berkesudahan
Seperti hilang ditelan
Bumi yang semakin menggila
Padahal hari penghabisan
Sudah di ujung mata
KEMATIAN
Bendera palang warna hitam
Terumbai-umbai didepan rumahku
Isak tangis ibu, kakak, keluargaku bersahutan
Sesosok tubuh terbujur di atas dipan
Berbungkus kain putih dan jarit
Kini rumahku ramai orang
Semua mengelus kepalaku sembari berkata ”kasihan kamu nak”
Aku tak mengerti
Kenapa ibu, kakak, keluargaku menangis?
Kenapa semua bersimpati padaku?
Siapa yang terbujur didipan dan terbalut kain putih itu?
Kemudian ibu mendekapku
Sembari menahan
tangis ibu berkata
“Nak! Ayahmu telah pergi kesurga”.
Tuhanku
Jika kau beri aku satu lagi kesempatan,
Jika kau pinjamkan lagi beberapa hari milik-Mu
beberapa hari saja…
aku harus berkeliling memohon maaf pada mereka
yang selama ini telah merasakan zalimku,
yang selama ini sengsara karena aku,
yang tertindas dalam kuasaku,
yang selama ini telah kusakiti hatinya,
yang selama ini telah aku bohongi
begitu sesal diri ini
karena hari-hari telah berlalu tanpa makna
penuh kesia-siaan
Aku dimakamkan hari ini
dan semua menjadi tak termaafkan,
dan semua menjadi terlambat,
dan aku harus sendiri,
untuk waktu yang tak terbayangka
SENJA DI KAKI BUKIT
Matahari terbenam
meninggalkan sisa-sisa warna keemasan
Gemericik air mengalir diatas batu-batu bukit
Seruling bambu menembus pilu,
Betapa pilu raga yang merana, mengingat kenangan dimasa lalu
Senja semakin kelam,
Air mata mengalir terhambur sia-sia, siapa yang peduli?
Semuanya telah pergi,
Waktu penghabisan telah datang
Sesal yang tak perikan
Di sini di kaki bukit hati ini berada, menantikan cinta
kasih yang tak kunjung tiba
Kemiskinan dalam jiwa raga, itulah yang dialaminya kini...
SEKUNTUM DOA
Ya Allah
Pagi ini telah aku teguk segelas ridho
Ayah bunda untuk mencari ilmu
Ilmu yang bermanfaat bagi bangsaku, negriku, dan agamaku
Sehingga dapat aku lakukan kewajiban sebagai manusia
Membuka samak ketidaktahuan
Membersihkan kotoran pikiran akan dunia
Menyuburkan bumi Allah dengan kebaikan
Menyiraminya dengan kesabaran
Hingga tumbuh bibit – bibit peradapan bangsa
Bahasa – bahasa cinta tersemat
Pada wajah kita
Membaca kemulian ilmu
Menyimak kehidupan alam
Menulisnya pada sejarah
Telah kutanam harapan ayah bunda
Pada dasar qolbuku
Mematri mimpi – mimpi
Agar terangkai sulaman masa depan cerah
Hingga ku panen manisnya masa depan
Dan mencium semerbak harap
Bersyukur………Bersyukur …….
Bersyukur atas ilmu yang Allah hadiahkan pada kita
Insya Allah dengan ilmu yang baik
Akan ku capai mimpi – mimpiku. Amin…
0 komentar:
Posting Komentar